Minggu, 17 Juni 2012

SEPINTAS SEJARAH BUSANA ADAT JAWA DI SURAKARTA




Menurut sejarahnya, bahwa Busana Kejawen itu sumbernya dari Karaton Tanah Jawa dari jaman dahulu (kuna :jawa), maka dengan demikian sudah menjadi kebudayaan Jawa. (Bhs. Jawa : Busana Jawi menika salah setunggal pang-ipun woh pangolahing budi/budaya)
Dengan kemajuan jaman khususnya Karaton Surakarta Hadiningrat, bahwa busana jawa adalah warisan (tetilaran) dari jaman Mojopahit, Demak, Pajang, Mataram sampai Kartasura dan masih dilestarikan sampai tahun 1755 Masehi waktu itu yang jemeneng nata (Raja) di Karaton Surakarta SISKS PB III yang bersamaan dengan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta (Perjanjian Giyanti). Atas permintaan HB I, SISKS PB III memperkenankan busana jawa yang merupakan arisan/tinggalan jaman Mojopahit dipakai Karaton Kasultanan Ngayogyakarta (diberi nama : Sogo Upil).
Kemudian SISKS PB III membuat kreasi (ngganggit) busana jawi baru untuk dipakai (sebagai busana/ageman) di Karaton Surakarta Hadiningrat, dengan wujud yang baru : beskap, atelah warnanya hitam.
Begitupun dengan berjalannya waktu dan kemajuan jaman, maka ada beberapa sedikit perubahan model busana jawa yaitu pada saat (Jumeneng Natanya ) : SISKS PB IX, SISKS PB X dan SISKS PB XI.

Adapun Busana Jawa (Kejawen) dari jaman SISKS PB XII yang dilestarikan sampai saat ini, wujudnya terdiri dari :

1. Udheng/Iket/Blankon/Dhestar.
    Khuluk.
2. Beskap. (Rasukan).
3. Sinjang (Kain Jarik), Dodot.
4. Setagen.
5. Sabuk.
6. Epek, Timang dan Lerep.
7. Samir.
8. Keris ( Dhuwung/Wangkingan : Jawa)
9. Selop. ( Canela : Jawa).

Demikian sedikit (sekelumit) tulisan tentang Busana Jawa. Kurang lebihnya kami mohon maaf dan saran atas kekurangannya,terima kasih. Rahayu, rahayu, rahayu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar